Kampung Nyingkur Pamatri Tali Silaturahmi

.

Bamban 1999-2002

Bamban

Pagi yang indah seindah keriangan hati, Menyusuri kota besar yang tak terbayang kan mengunjunginya, Jakarta.., Sebuah kota metropolitan yang penuh dengan bising suara kendaraan, Memberi rizki beribu pencari kehidupan, Menempa jiwa dan Raga Pengusiknya

Langkah-demi langkah mengubah pagi menjadi siang mengubah siang menjadi malam, begitulah perputaran waktu demi waktu, ahirnya tibalah malam pertemuan, nmlam itulah ku di kenalkan dengan seorang pengusaha dari kalimantan, Gembira sekali rasanya, beban selama sekolah, hilang sudah, Lamanya belajar, punah sudah,... Bekerja coy itulah yang terbayang, di terima bekerja disebuah perusahaan di Kalimantan

Itu sesuatu yang selalu terbayang, Merubah nasib, Meringankan beban orang tua, Sesuatu yang selalu menjadi cita-cita. walau orang bilang nasib tidak bisa dirubah takdir teu bisa dipungkir he.. eta kata si kakek, tapi tekad hati Alloh tidak akan merubah nasib satu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.

Itulah yang selalu tertanam dihati, berusaha, berusaha, berdoa, dan bertawakal, juga perbanyaklah bersukur niscaya hidup pasti bahagia. Kebahagiaan tidak bisa di ukur dengan banyaknya harta atau apapun tapi kebahagiaan hanya bisa di ukur dengan rasa bahagiakah hati seseorang, puaskah dia dengan apa yang di perolehnya sekarang jika itu sudah tercipta, jika hal tersebut sudah di dapatkan itulah kebahagiaan sejati, itulah kepuasan sejati yang tidak akan bisa dibayar atau di beli dengan apapun.

Malam menghilang seiring sinar matahari pagi menyongsong, alhamdulilah ya Alloh atas apa yang telah Kau anugrahkan kepadaku hari ini, atas apa yang telah Kau berikan kepadaku, kini saatnya keberangkatan saatnya kepergian ku, dengan diiringi doa yang terucap dari ibunda tercinta, dengan menitikan airmatanya dia melepas kepergian anaknya untuk mencoba mengarungi samudra kehidupan yang akan di jumpainya.

Dengan diantar sodara kupergi menuju bandara Soekarno Hatta, wah naik pesawat, ni pertamakalinya naik pesawat, dan ternyata waktu itu jakarta - Pangkalan Bun belum ada jadi harus transit dulu di semarang, wah baru pertama tapi langsung dua kali naik pesawat, Garuda dan Merpati itu pesawat yang memberikan kesan pertama kali berada di udara, akhirnya sampai sudah di kalimantan terus menuju kota kecil yaitu kampung cilikriwut disitulah ku tinggal, bekerja dan mulai belajar dan mengenal bagaimana sebenarnya arti kehidupan.

Kehidupan yang benar-benar sendirian tak ada sodara, tak ada kawan semuanya asing semuanya baru, ketabahanlah ternyata yang harus dipertaruhkan, kuatkah kita dengan tempaan alam atau hanya mengeluh tanpa bisa menyesuaikan dengan keadaan.

Tapi tekad yang kuat ternyata yang bisa menyingkirkan semuanya, ketabahan, belajar, dan mau berkawan itulah obat yang paling tepat untuk melawan semuanya, sehingga persahabatan bisa menciptakan suatu hal baru yang bisa dikerjakan bersama sehingga janganlah bekerja menjadi tujuan dalam hidup kita tapi menciptakan pekerjaan itulah pekerjaan yang paling mulia.

Membantu orang lain, bekerja sama sehingga bisa menciptakan satu pekerjaan baru, inilah ilmu yang saya dapatkan dan tidak akan pernah saya lupakan, kerasnya hati hanya akan membuat hati mati, rasa angkuh hanya akan memutuskan tali silaturahmi, ngerasa lebih atau berkuasa itu hanya akan membuat serakah. itulah pelajaran yang saya dapatkan.

Terimakasih kawan atas segala apa yang kau ajarkan.


Putra Sagari



0 komentar:

Posting Komentar